Tugas Kita cuman Satu….




Teman-temanku yang hebat.
Ilmu yang kita punya sudah sangat banyak,lewat  grup-grup yang ngeshare tausiyah sudah sangat bejibun banyaknya, ada yang grup Odoj,Kutub,dhuha,Subuh berjamaah,kajian,ta’lim dll.
Ada yang bersedia membaca sampai selesai, ada yang cuma dilihat, ada yang Cuma di scroll terus ditutup. Sesuaikan dengan temanya, menarik apa ngga…kalau isinya ngga menarik males banget bacanya, apalagi yang ngeshare temen sekantor, yang sudah tahu kesehariannya. Hemm…ngebosenin banget.
 
Terkadang kita seneng banget cepet-cepet forward WA nasihat yang pas banget untuk menyerang  temen yang ngga kita sukai, untuk si dia biar kaget dan tobat,kemudian sadar kalau dia sedang berbuat jahat sama diri kita. ngga mikirin dirinya sendiri, ngga nyadarin dirinya sendiri, padahal juga sering banget menyakiti hati temannya yang lain. Nah lho…kalau sudah kayak gini perang urat, nyari kata-kata yang pas untuk nyerang temen yang lain, terus apapun yang temen lakukan pasti salah dimatanya, kata-katanya jadi selalu salah, sikapnya jadi selalu dipandang sebelah, bawaannya su’udhon dan kalau ketemu dengan dia jadi salah tingkah. Astaghfirullah…

Teman-temanku yang baik hatinya
Kita ini seorang muslim khan..? seorang muslim dengan muslim yang lain itu bersaudara, betul ya..? bahkan ada perkataan dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW bahwa “ belum sempurna keimanan seseorang, sebelum dia mencintai sahabatnya/saudaranya (sesama muslim) sama seperti cintanya terhadap dirinya sendiri”.  Terus skrg masih yakin dengan keislaman kita?

Jika kita sudah yakin bahwa kita ini adalah orang islam, maka sudah ngga ada alasan lagi buat kita selalu mencari alasan untuk menyerang si dia. Dan kita musti ingat, apa dan siapa yang kita ngga sukai, yang menurut kita rendah dan buruk, bisa jadi dihadapan Allah lebih baik dari kita. Emang sih, terkadang kita itu cuman ngelihat, dan bahkan gampang banget menjudge orang itu berdasarkan tampilan luarnya, alias ketipu sama casing, tanpa kita peduli bagaiaman hatinya. Maka dari itu, biar kata orang yang dihadapan kita itu tampilan luarnya sangat tidak meyakinkan, dan bahkan cenderung jauh dari nilai kebaikan. Tugas kita adalah jangan buru-buru memberi cap, jangan buru-buru menilai, karena kita bukan malaikat penilai.

Tugas kita cuman ngasih pesen, menunjukkan kebaikan, sudah selesai… nggak ada hak kita, jika mereka yang kita kasih tahu, nggak mau menjalankan. Jika mereka nggak mau memperhatikan ya sudah, nggak usah BAPER, nggak usah sedih, nggak usah putus asa, karena yang punya hati itu Allah. Yang Maha memberikan petunjuk itu adalah Allah, yang memberikan hidayah itu adalah Allah. Tinggal di doakan saja, semoga saudara kita, sahabat kita, temen kita, selalu diberikan petunjuk dan diberikan bimbingan oleh Allah SWT, dan kita sendiri juga jangan pernah putus asa untuk selalu memohon kepada Allah hidayah, dan menetapkan hati kita dalam keimanan.
“Yaa Muqolliabl quluub tsabbit quluubana ‘ala diinik”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadi Guru itu Berat?

Kiprah... Pramuka SDIT Mutiara di Tingkat Karisidenan Surakarta...