Jadi Guru itu Harus Ikhlas

Menjadi guru itu adalah pilihan, tidak pernah ada orang yang bisa memaksa kita dalam memilih suatu pekerjaan. akan tetapi perlu kita ketahui bahwa segala pekrjaan yang ada tetap akan ada konsekuensi yang harus di tepati. Tidak bisa kita menikmati bagian yang enak saja, kemudian menolak bagian yang tidak menyenangkan bagi kita. pekerjaan apapun tidak ada yang namanya enak terus, senang terus, ada saatnya yang tidak enak dan tidak menyenangkan, dan itu harus tetap kita nikmati.

Guru bukan lagi dipandang sebagai seorang pahwalan tanpa tanda jasa. Karena proses yang harus dilakukan sebagai seorang guru sudah sampai level tenaga professional, yang notabenenya sama dengan pekerjaan profesional lainnya. Tuntutan akan hasil dari kerja professional tersebutlah yang merubah konsep guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.


Seorang guru yang sejati, tak akan berusaha sekuat tenaga mengerahkan kemampuannya hanya demi sebuah tanda, hanya demi sebuah harta. Keikhlasan yang melatari proses pembelajarannya sudah semakin hilang dan tidak dipunyai dari kita kebanyakan guru. Lebih senang memberikan tugas, lebih senang meninggalkan kelas, lebih senang mengajar dengan disambi internetan, wa-an, fb-an dan aktivitas lain yang mengurangi konsentrasi kita dalam mengajar adalah indikasi ketidak ikhlasan kita.

Ikhlas yang tidak hanya terima dengan bayaran yang tidak seberapa, tapi ikhlas yang selalu ada upaya untuk mengembangkan diri menuju sesuatu yang lebih baik, lebih tinggi nilainya. Mari kita lihat anak-anak kita, siswa kita, gambaran mereka adalah gambaran diri kita. Berhasilnya mereka adalah berhasilnya kita. Meski terkadang mereka sudah melupakan nama kita….Tak Mengapa…..

Ilmu yang kita sampaikan, pelajaran yang kita dakwahkan kepada mereka hari ini, belum tentu akan kita temukan hasilnya hari ini juga… Proses mengerti, memahami dan mampu merubah sikap anak-anak kita, akan bisa kita lihat beberapa tahun berikutnya, atau bisa jadi ketika kita sudah meningglkan dunia ini. Yang terpenting adalah yakin bahwa apa yang kita sampaikan itu akan memberikan efek yang baik untuk kehidupannya kelak.


So…jangan putus asa ya Ustadz/Ustadzah…Tetap Semangat..!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadi Guru itu Berat?

Kiprah... Pramuka SDIT Mutiara di Tingkat Karisidenan Surakarta...