ALLAH lah yang Menyengaja Menampar Kita



Allah lah yang Menyengaja Mengingatkan Kita

Sungguh tak ada seorang pun didunia ini yang bisa tahu persis kapan ajal akan secara mengejutkan menjemputnya. Menjemput dengan caranya masing-masing, tak ada yang bisa menangguhkan ketika sang malaikat maut hadir dalam pandangan mata, dan menagih janji yang telah datang waktunya.

Sejenak, kita harus bertafakur dan merenungi, atas setiap peristiwa kehidupan yang bergulir, atas segenap kejadian yang silih berganti, Allah takkan menghadirkan sebuah kejadian tanpa ada pelajaran yang bisa kita ambil dari sana.

Sepagi itu selasa tanggal 7 mei 2013, Irfan Wakhid ( 16 ) dan Ahmad Indra ( 17 ) tak pernah terbayangkan bahwa hidupnya akan berakhir dipusaran air petaka, disaat  tawa canda, riang bahagia tengah terpancar dari muka teman sejawat, beradu cepat menggulirkan sampan dan melepas beban pikiran sejenak dengan bermain arung jeram, sebelum sepekan memasuki ujian.

Sungguh tak dinyana, ketika pagi sudah benderang, mereka terlihat tetap menikmati detik-detik terakhir kehidupannya, dan Indra masih sempat melemparkan senyuman terakhirnya kepada salah seorang guru. Namun, sekali lagi senyum itu seolah hambar, pudar, dan kemudian menjadi buyar, berganti dengan bayangan yang seolah ingin melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.  

Sedangkan Irfan sendiri tak kalah aneh, ketika persiapan keberangkatan, sekali dua kali kamera mencoba merebut wajahnya untuk  terakhir kalinya, meski kami baru menyadari setelah kami kehilangannya, tetap saja kami terlihat begitu tidak percaya dengan kejadian yang baru saja kami alami. Kami mencoba melihat kembali hasil dari bidikan kamera kami, dan hasilnya matanya menyorotkan kekosongan jiwanya, dan mungkin saja dia tengah memandang malaikat maut yang menatapnya dengan sorot mata yang tajam dan menagih nyawanya.

Kurang dari sepuluh menit, kejadian itu begitu cepat terjadi. Pertama,  ada sebagian kami yang menyangka tidak percaya, hanya sebuah gurauan belaka, bercanda, seperti biasa mereka bercanda. Namun, setelah mendengar teriakan histeris itu, kami baru tersadar bahwa peristiwa itu nyata, itu serius, itu adalah musibah yang harus kami hadapi.

Tidak ada yang menyengaja, yang menyengaja adalah ALLAH yang telah mempersiapkan segalanya. Sebagai pelajaran yang maha penting, bahwa kami sedang ditampar dan diingatkan agar kami segera kembali berbenah.

Selamat jalan anak kami, sahabat kami, semoga Allah menggolongkan kalian sebagai bagian dari para syuhada dan menghibur kalian dengan SyurgaNYA.. Amiin ya Robbal’alamiin….


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadi Guru itu Berat?

Kiprah... Pramuka SDIT Mutiara di Tingkat Karisidenan Surakarta...